V. Keluarga Borgia dalam Perspektif
Tahun-tahun yang memberikan pengaruh terbesar pada keluarga Borgia (1435-1520) dapat dihubungkan pada suatu periode paling penting dalam sejarah Eropa. Periode itu adalah jaman Renaissance, permulaan jaman Eksplorasi dan jaman berbagai penguasa besar, artis-artis dan penulis-penulis yang mempengaruhi Jaman Modern kita.
Jaman Borgia dimulai dari jaman Joan of Arc (tahun 1430) dan berikutnya pengusiran orang-orang Inggris dari Prancis, Perang Salib-Perang Salib terakhir (tahun 1460), dan berakhir (waktu meninggalnya Lucrezia) dengan Cortez si penakluk Mexico. Itu semua meliputi periode the War of the Roses (Perang Mawar) di Inggris dan perjuangan-perjuangan diantara para penguasa Prancis, Spanyol, Portugal dan Jerman.
Jaman itu penuh dengan kejadian-kejadian bersejarah. Saat itu adalah jaman keluarga Medici yang agung di Florence, yaitu para pelindung dan penyokong seni termasyhur yang menjadi lambang Renaissance. Jaman yang berlangsung dari akhir Abad Pertengahan (Medievalism, dalam pengertian paham dan pemikiran) menuju permulaan Abad Reformasi. Hal ini berarti lebih dari apa yang bisa dipahami seseorang secara intelektual.
Sedikit dari beberapa kejadian di atas dapat diurutkan di sini :
1429 – Joan of Arc membebaskan Orleans.
1430 – Alonso Borya (Borgia), terakhir sebagai Callixtus III, lahir (tahun 1378 ?, pentj.)
1443 – Berakhirnya the Great Catholic Schism19.
1455 – Alonso Borya menjadi Paus Callixtus III.
1456 – Rodrigo Borgia menjadi Kardinal.
1456 – Rehabilitasi Joan of Arc.
1458 – Meninggalnya Paus Callixtus III.
1469 – Pernikahan Isabella dan Ferdinand.
1475 – Lahirnya Cesare Borgia.
1480 – Lahirnya Lucrezia Borgia.
1492 – Columbus menemukan Dunia Baru.
1492 – Rodrigo Borgia menjadi Paus Alexander VI.
1497 – Vasco da Gama memulai pelayaran keliling dunia.
1503 – Meninggalnya Alexander VI.
1507 – Gugurnya Cesare Borgia.
1508 – Michelangelo mulai melukis fresco di Kapel Sistine.
1517 – Martin Luther memakukan thesisnya yang menyerang indulgences20.
1519 – Meninggalnya Lucrezia Borgia.
1520 – Luther dikucilkan (excommunicatio21).
1521 – Ferdinand Cortez menaklukkan Mexico.
Terdapat berbagai kejadian penting lainnya yang dapat diisikan ke dalam kronologi ini, tahun demi tahun. Karakter-karakter yang melalui drama jaman ini adalah Machiavelli, Boccaccio, Pinturicchio, patung Pieta karya Michelangelo, lukisan Monalisa karya Da Vinci, bangunan yang sekarang menjadi St. Peter; semuanya dalam rentang waktu tidak lebih dari dua puluh tahun. Sungguh sebuah periode yang luar biasa.
Aspek yang paling sulit pada Era Borgia adalah kompleksnya peristiwa-peristiwa politik. Italia terbentuk dari sejumlah besar negara-negara kota, beberapa di antaranya adalah papal fiefdoms22. Tidak sampai pada bagian akhir abad ke sembilan belas, Italia sebagai sebuah negara bersatu akhirnya terbentuk. Sebagaimana kenyataannya, bermacam-macam “kerajaan” Italia di abad lima belas dan abad enam belas merupakan teater-teater intrik, peperangan dan campur tangan luar negeri. Pada berbagai waktu, Spanyol dan Prancis menguasai berbagai bagian Italia, aliansi-aliansi politik terbentuk dan pecah secara konstan. Lingkungan-lingkungan pengaruh dibentuk oleh perkawinan-perkawinan, seringkali digerakkan oleh para penguasa Spanyol dan Prancis, demikian juga dengan Vatikan. Yang membuat sulitnya mengenali keterlibatan Vatikan dalam hal ini adalah kenyataan bahwa para Paus tidak hanya merupakan sosok pemimpin-pemimpin spiritual, tetapi juga pemimpin-pemimpin duniawi yang seringkali lebih tertarik untuk memperoleh kekuatan politik dari pada memimpin orang-orang beriman. Perang Salib lebih merupakan pelaksanaan perluasan kekuasaan dari pada merebut kembali Tanah Suci. Kesucian menjadi nomor dua setelah pengumpulan kekayaan, yang kemudian melahirkan kekuatan politik.
Keluarga Borgia yang selanjutnya tidak merupakan pengecualian dalam pemenuhan nafsu-nafsu mereka pada kekayaan dan kepemilikan suatu daerah. Bisa dikatakan bahwa cara-cara mereka untuk memperoleh kekayaan-kekayaan itu lebih kejam dari pada para penguasa sejamannya.
Dilihat dari upaya-upaya mereka untuk Gereja, terdapat pengecualian pada beberapa anggota keluarga Borgia. Francisco Borgia, setelah membuat sejumlah anak, menjadi penyokong utama atas sebuah ordo pendeta baru, yaitu Ordo Jesuit yang didirikan oleh Ignatius Loyola, dan akhirnya dianggap sebagai orang suci karena upaya-upayanya. Terdapat sejumlah biarawati-biarawati dan kepala-kepala biara wanita yang lumayan banyak pada keluarga ini, keturunan berkelamin wanita yang diberikan kepada Gereja ketika kemampuan berunding mereka sebagai istri-istri yang memungkinkan untuk perkawinan-perkawinan politik dianggap lemah. Seorang keturunan Francisco, Catherine Braganza, menikah dengan Charles II dari Inggris, dan menolong rajanya memimpin salah satu dari beberapa istana tak bermoral dalam sejarah monarki Inggris.
Paus terakhir dari keluarga Borgia adalah seorang keturunan dari anak tertua Alexander, Isabella. Giovanni Battista Pamfili, Paus Innocent X (1574-1655, Paus dari tahun 1644-1655) adalah seorang keturunan yang terpisah waktu seratus tahun dari daftar orang-orang termasyhur keluarga Borgia, sehingga dia tidak terlalu dipengaruhi oleh warisan sifat-sifat nenek moyangnya. Daripada mengutuk Jansenism23, sebuah gerakan di dalam Gereja Katolik Prancis yang kelihatannya lebih mirip Protestan daripada Katolik, dia melanjutkan usaha-usaha para pendahulunya dalam mendukung penyebaran misi-misi ke seluruh dunia, dan mendukung sejumlah upaya-upaya artistik penting di Roma, sehingga kepausannya tidak terlalu kelihatan gemilang. Meskipun dia menunjukkan kecenderungan untuk meneruskan praktek-praktek nepotisme keluarga Borgia, dia relatif lebih lunak dalam kepatuhannya itu. Jelaslah, bahwa kelompok gen keluarga Borgia mulai melemah.
Tetapi hal-hal apa yang sebenarnya terjadi di dalam keluarga Borgia? Dari mana reputasi-reputasi mereka berasal, khususnya reputasi Lucrezia sebagai pemimpin kelompok peracun, dan simbol seorang wanita jahat? Sebagian besar informasi tersebut dapat ditelusuri melalui sejarah (dan sebagaimana lazimnya rumor; dimodifikasi melalui percakapan dan cerita), datang dari dua buah karya tulis periode itu, dan dua buah karya fiksi abad ke sembilan belas.
Yang pertama adalah karya besar Machiavelli, The Prince (1513), sebuah petunjuk bagi para pemimpin politik yang menggunakan Alexander dan khususnya Cesare sebagai model. Cesare terpilih sebagai contoh utama kekejaman yang dibutuhkan oleh para penguasa. Buku kedua yang sejaman adalah The Journal karya Johannes Burchard, yang bukan hanya merupakan sekumpulan catatan-catatan ritual, kebiasaan-kebiasaan, dan detil-detil the Holy Office24, tetapi juga merupakan sebuah kompilasi dari kejadian-kejadian, skandal-skandal, dan rumor-rumor pada waktu itu. Sampai dengan jaman sejarah modern di akhir abad sembilan belas, dua buah buku ini merupakan sumber seluruh karya-karya lain tentang keluarga Borgia, dan mereka menyediakan dasar-dasar untuk perluasan cerita, fantasi dan rumor.
Pada tahun 1833, Victor Hugo memilih Lucrezia Borgia sebagai pahlawan wanita pada sebuah sandiwara yang disaksikan secara luas dan menuai banyak pujian. Apa yang Hugo lakukan untuk menyatakan reputasi Lucrezia dapat dilihat pada bagian Pendahuluan karyanya tersebut. Sulit dijelaskan apakah dia bercerita tentang Lucrezia atau “the Hunchback of Notre Dame” (“si Bungkuk dari Notre Dame”):
“Siapa sebenarnya Lucrezia Borgia? Ambillah sebuah karakter yang amat menyeramkan, yang amat menjijikkan, dengan cacat moral yang lengkap, lalu letakkan ia pada tempatnya yang paling pantas, di hati seorang wanita yang secara fisik cantik dengan kemuliaan kerajaan yang akan membuat semua kejahatan dilakukan secara lebih menyolok; kemudian tambahkan pada seluruh cacat moral itu perasaan seorang wanita yang paling murni yang bisa didapat, yaitu perasaan seorang ibu……. Di dalam monster tersebut kita letakkan hati sang ibu dan monster itu akan menarik perhatian kita dan membuat kita mencucurkan airmata. Dan mahluk itu akan mengisi perasaan kita dengan rasa takut akan timbulnya kasih sayang; sehingga jiwa cacat itu akan menjadi sangat indah di dalam pandangan kita……”
>>>Victor Hugo (dari Pendahuluan untuk karya sandiwaranya Lucrezia Borgia)
Karya seni fiksi lain tentang Lucrezia yang berpengaruh besar pada reputasinya adalah karya Alexander Dumas (1839) pada bukunya tentang keluarga Borgia yang berjudul “Les crimes celebres”. Pada karya ini, keluarga Borgia menjadi dikenal karena memakai racun untuk membunuh musuh-musuhnya.
Hanya ada sedikit keraguan tentang kriminalitas sang bapak, Alexander, dan sang putra, Cesare. Dan jika kita mengikutsertakan keserakahan, pemerasan dan nepotisme, maka kita dapat menambahkan sang kakek, Callixtus, untuk memperoleh paling sedikit tiga generasi jahat dalam keluarga ini (Girolamo, anak haram Cesare, bisa dipastikan seorang pembunuh).
Hal itu akan memberi kita empat generasi keluarga jahat. Adalah sangat mungkin bila Alexander menyuruh bunuh para musuhnya yang banyak, dan dapat secara aman diperkIraqan bahwa hal tersebut bukanlah sesuatu yang diluar kemampuannya sendiri. Cesare memang membunuh dengan kehendaknya sendiri, dan meskipun dia bisa menggunakan racun, seringkali dia lebih suka menggunakan pisau, pedang dan bedil untuk membunuh.
>>>Lukisan “Lucrezia” karya Titian
Tetapi Lucrezia adalah hal yang berbeda. Dia memang seorang pengamat yang penurut dan pendukung perbuatan-perbuatan kriminal bapak dan saudara laki-lakinya. Dia dilaporkan secara akurat menjadi peserta dari tindakan-tindakan tak bermoral kedua orang dekatnya tersebut. Tidak ada petunjuk yang memberitahukan bahwa dia menyuruh keluarganya untuk menggunakan pembunuhan sebagai sebuah solusi untuk memecahkan masalah-masalah politik mereka. Hingga menjadi Duchess Ferrara, dia merupakan wanita muda yang sibuk secara seksual, dan bisa jadi sungguh-sungguh melakukan incest dengan anggota-anggota keluarganya. Mungkin dia berubah sebagaimana dia beranjak tua, atau mungkin juga karena sebab-sebab lain.
Tetapi terdapat suatu hal kecil yang menjadi dasar perkiraan bagi reputasinya sebagai model historis untuk pembunuh dengan menggunakan racun, yaitu bahwa dia merupakan “black widow”25 dari jaman Renaissance yang membuat kita percaya bahwa memang demikianlah Lucrezia adanya.
VI. BIBLIOGRAFI
Hampir semua pembahasan sejarah tentang Italia, Roma, kepausan atau Renaissance berisi beberapa informasi tentang keluarga Borgia. Seringkali laporan-laporan tersebut ringkas dan singkat, tetapi beberapa karya menyediakan sebuah titik awal bagi mereka yang ingin mengetahui lebih dalam tentang keluarga yang menarik ini.
Relatif sedikit dari berbagai karya tentang keluarga Borgia yang ditulis dalam bahasa Italia atau Spanyol yang sudah diterjemahkan, dan karya-karya berbahasa Inggris yang mencurahkan perhatiannya secara eksklusif pada keluarga Borgia juga amat sedikit. Yang saya masukkan ke dalam bibliografi ini hanyalah karya-karya yang saya periksa untuk mempersiapkan artikel ini. Kebanyakan buku-buku ini dicetak luas; sejumlah kecil berada pada perpustakaan umum, dan sejumlah kecil lainnya hanya dijual di toko buku bekas. Beberapa buku yang saya perkIraqan telah habis persediaannya kemungkinan dicetak ulang di tahun-tahun belakangan ini, tetapi seandainya benar, saya tidak bisa memastikan tempat cetak ulang tersebut.
The Crime Library secara terpisah merekomendasikan buku-buku saat ini karya Cloulas dan Mallett sebagai sumber-sumber yang teliti, serta dua buah buku karya Chamberlain yang sudah habis persediaannya. Novel karya Haasse, yang tersedia dalam edisi biasa, adalah sebuah reportase menarik tentang Giovanni, sang infans Romanus, dengan pandangan-pandangan yang diperluas dan dapat dipercaya tentang Cesare, Lucrezia, Vannozza, Machiavelli, dan Michelangelo. Buku ini adalah karya yang secara historis paling akurat (dalam batas-batas fiksi) dari tiga buah novel yang saya baca.
Buku-buku yang masih dicetak:
Burchard, Johann. 1993. (diedit dan diterjemahkan oleh Geoffrey Parker) At the Court of the Borgia. Folio Society.
Chastenet, Genevieve (dalam bahasa Spanyol) Lucrecia Borgia.
Cloulas, Ivan. (diterjemahkan oleh Gilda Roberts) Borgias.
Hibbert, Christopher. Rome: The Biography of a City.
Holmes, George. Oxford History of Italy.
Mallett, Michael. Borgias: The Rise & Fall of a Renaissance Dynasty.
McBrien, Richard P. Lives of the Popes: The Pontiffs from St. Peter to John Paul II.
Buku-buku yang masih dicetak lagi:
Bellonci, Maria. 1953. The Life and TIME of Lucrezia Borgia. Harcourt, Brace.
Bradford, Sarah. 1976. Cesare Borgia, His Life and TIME. Weidenfeld & Nicolson.
Chamberlain, E.R. 1969. The Bad Popes. Dorset.
Chamberlain, E.R. 1974. The Fall of the House of Borgia. Dial Press.
Fugero, Clemente. 1972. The Borgias. Praeger.
Latour, Anny. 1966. The Borgias. Abelard-Shuman.
Novel-novel tentang Keluarga Borgia:
Haasse, Hella. (diterjemahkan oleh Anita Miller). Scarlet City.
Holland, Celia. 1979. City of God. Knopf.
Maugham, W. Somerset. 1946. Then and Now. Doubleday.
Puzo, M. 2001. The Family. HarperCollins (sebuah novel yang dikarang oleh penulis The Godfather tentang Keluarga Borgia).
Russel Aiuto
Russell Aiuto adalah seorang pensiunan pendidik. Dia adalah seorang profesor biologi, dengan spesialisasi pada genetika, seorang dekan, pembantu rektor dan seorang rektor sebuah college. Dia mempunyai gelar BA untuk bidang teater dari University of Michigan, gelar BA untuk biologi dan sastra Inggris dari Eastern Michigan University, serta gelar MA dan Ph.D untuk bidang genetika dan botani dari the University of North Carolina. Sesudah karir akademisnya di Albion College (MI) dan Hiram College (OH), dia menjadi seorang direktur divisi pada the National Science Foundation, direktur riset dan pengembangan pada the National Science Teachers Association, dan senior project officer pada the Council of Independent Colleges.
Sebagai seorang penulis non-fiksi, dia sudah mempublikasikan dua belas buah research paper dalam bidang genetika, lima buah textbook sains, sejumlah artikel di bidang sains pendidikan, literatur dan kritik, serta menjadi editor sebuah revisi kurikulum sains nasional. Publikasi fiksinya termasuk dua buah cerpen, tujuh buah sandiwara, dan sebuah novel. Di waktu senggangnya dia suka memasak, bepergian dan mengadakan pertunjukan di kelompok-kelompok teater lokal. Dia adalah seorang kontributor pada Notable Twentieth Century Scientists dan namanya terdaftar di dalam buku Who’s Who in America.
No comments:
Post a Comment