Daun bungkus menjadi buah bibir karena mampu memperbesar alat kelamin pria. Hampir sebagian besar lelaki di Papua tahu bagaimana menggunakan daun 'ajaib' ini. Berikut pengakuan pria pemakai daun bungkus.
Seorang karyawan swasta yang bekerja di Timika menceritakan pengalamannya menggunakan daun bungkus kepada detikHealth, Rabu (28/4/2010).
Lelaki yang sebut saja bernama Mario 37 tahun itu, mengaku sudah menggunakan daun bungkus selama 1 tahun. Hasilnya? "Ada penambahan panjang yang signifikan," katanya memperkirakan angka 2-3 cm.
Menurut Mario untuk mempertahankan hasil yang didapatkan maka penggunaan daun bungkus tidak bisa sekali dua kali saja.
Pada awal-awal menggunakannya, Mario mengoleskan ujung penisnya dengan daun bungkus seminggu 2 kali. Setelah mendapatkan hasilnya, kini Mario cukup mengoleskan daun bungkus di senjatanya 1-2 bulan sekali.
Mario membeli daun bungkus ini dari informasi teman ke teman karena daun bungkus tidak dijual secara terbuka atau dipasarkan secara bebas.
Daun bungkus yang dibeli Mario berupa daun bungkus yang sudah ditumbuk halus dengan diberi sedikit air sehingga tinggal dioleskan ke penis.
Di Papua, bubuk daun bungkus yang berwarna hijau tua itu dimasukkan dalam botol ukuran 10 cm tapi isinya hanya sepertiganya saja. Harga jualnya jika dibeli langsung ke pembuatnya hanya Rp 20-30 ribu.
Mario menjelaskan, cara penggunaan bubuk basah daun bungkus terbilang sederhana dan mudah. Caranya:
1. Cukup ambil bubuk daun bungkus seujung sendok teh lalu ditaruhkan pada selembar tisu agar lebih mudah membungkusnya.
2. Tisu yang sudah ada daun bungkusnya dibalutkan pada batang penis bagian atas atau ujungnya saja dan tidak boleh keseluruhan.
3. Jika sudah terasa hangat segera angkat tisu yang berisi daun bungkus dan penis diurut untuk diratakan.
"Jika kandungan air di daun bungkus tidak terlalu banyak, maka dalam waktu 3-5 menit saja sudah terasa hangat. Tapi kalau kandungan airnya masih agak banyak dibutuhkan waktu yang lebih lama. Dan jangan membalut seluruh bagian penis, karena kulit daerah bawah penis sangat sensitif sehingga lebih mudah lecet," tutur Mario.
Jika terlalu lama membalutkan daun ini akan menyebabkan penis membengkak dan melepuh. Kalau sudah membengkak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengembalikan kulit ke bentuk normal dan biasanya bisa mencapai 2 minggu waktu pemulihan.
Untuk tahap awal, menurut Mario biasanya orang-orang mengulanginya setiap 2 hari sekali tidak perlu tiap hari agar memberikan waktu pada kulit berada dalam kondisi normal.
Reaksi yang diberikan dari daun bungkus ini terbilang cepat, karena dalam waktu beberapa menit setelah digunakan maka penis akan menegang.
Namun untuk mencapai hasil yang maksimal tidak bisa didapatkan dalam waktu singkat, karena untuk mendapatkan bentuk penis yang permanen harus diulang beberapa kali tergantung kondisi orang tersebut.
"Bukan permanen sekali, tapi setidaknya bentuk yang sudah maksimal tidak terlalu ada perubahan. Kalau mau cepat atau instant sebenarnya juga bisa, tapi menurut saya nanti ukurannya bisa kembali lagi ke bentuk normal. Karena menurut saya cara kerja dari daun ini hanya merangsang pembesaran dari pembuluh darah," ujar lelaki yang sudah sejak kecil tinggal di Papua ini.
Mengenai pelarangan masuknya anggota polisi yang menggunakan daun ini untuk memperbesar alat vitalnya, Mario mengaku tak mengerti alasan pelarangan tersebut.
Menurutnya daun ini berasal dari alam dan terbebas dari penggunaan bahan kimia apapun. Selain itu hingga kini efek samping yang ditimbulkan hanya rasa tak nyaman dan bengkak atau melepuh jika memakainya terlalu lama.
Saat dikonfirmasi ke dr Hardhi Pranata selaku ketua Umum Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia mengenai khasiat dari daun bungkus untuk memperbesar alat vital, dirinya mengaku belum pernah mendengar hal tersebut dan belum ada penelitian ilmiah yang membahas hal ini.
"Prinsip pembesaran penis adalah adanya aliran darah arteri yang terus menerus ke bagian korpus skrotum serta menghambat aliran darah baliknya yaitu vena. Hal ini akan membuat korpus skrotum terisi darah dan membesar. Namun mengenai kinerja dari daun bungus ini, ia mengaku belum mengetahuinya," ujarnya ketika diwawancarai detikHealth.
Hingga kini memang belum ada satupun penelitian ilmiah atau medis yang dapat menunjukkan khasiat dari daun bungkus ini. Pakar herbal juga masih kesulitan menemukan nama latin daun bungkus ini.
Penelti herbal buah merah (Pandanus conoideus) drs I Made Budi MSi dari Universitas Cendrawasih ketika diwawancarai detikHealth mengaku belum pernah meneliti daun bungkus ini.
Tapi menurutnya, khasiat daun bungkus yang tumbuhnya merayap di hutan ini ada pada trikoma atau rambut daun. Made juga mengingatkan agar hati-hati menggunakan daun bungkus karena belum ada penelitiannya sehingga jangan sampai si pemakai mengalami masalah karena tidak ada petunjuk yang jelas.
No comments:
Post a Comment