Friday, March 26, 2010

Sejarah Gay di Indonesia

Sebuah fenomena menarik terjadi akhir pekan ini di Indonesia. Sebuah organisasi gay dan penyimpangan seksual lain yang bernaung dalam ILGA (International Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender dan Intersex Association) bisa begitu vulgar dan ngotot akan mengadakan kongres keempatnya di negeri muslim seperti Indonesia. Tepatnya, di Surabaya.

Pertanyaan menarik, kenapa mereka bisa begitu vulgar dan berani mempromosikan sebuah acara besar seperti kongres di Indonesia? Padahal, sudah jelas-jelas, rencana kongres mereka tanggal 26 hingga 28 Maret ini ditentang hampir seluruh kalangan. Tidak kurang dari 20 ormas Islam di Surabaya menolak keras kongres gay ini. Begitu pun dengan walikota dan polwiltabes Surabaya.

Setidaknya, apa yang diucapkan ketua pelaksana kongres ILGA, Rafael Decosta, memberikan keterkejutan tersendiri. Menurutnya, pembatalan acara bukan karena adanya penolakan dan ancaman dari ormas Islam. Tapi, karena polwiltabes Surabaya tidak memberi izin.

Decosta yakin, bahwa penolakan terhadap kongres ILGA se-Asia ini lebih disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat terhadap kegiatan organisasi yang mereka lakukan. Dengan kata lain, kongres sebenarnya bukan dibatalkan, tapi ditunda. Butuh waktu untuk menjelaskan ke masyarakat Indonesia, yang menurut mereka belum memahami soal tindak tanduk ILGA.

Kaum Gay LaknatullahKaum Gay Laknatullah

Dari pernyataan Decosta itu, ada beberapa hal yang bisa dicermati soal gerakan ILGA di Indonesia.

Pertama, gerakan mereka di Indonesia bukan gerakan baru. Tapi sudah dimulai sejak lama. Pada tahun 1969, di Jakarta berdiri organisasi wadam (baca: gay) pertama, Himpunan Wadam Djakarta (HIWAD). Organisasi ini berdiri difasilitasi oleh Gubernur DKI Jakarta Raya, Ali Sadikin. Pada tanggal 1 Maret 1982, organisasi gay terbuka pertama di Indonesia dan Asia, Lambda Indonesia, berdiri, dengan sekretariat di Solo.

Dalam waktu singkat, terbentuklah cabang-cabangnya di Yogyakarta, Surabaya, Jakarta dan tempat tempat lain. Terbit juga buletin G: gaya hidup ceria (1982-1984). Akibat dari munculnya organisasi Lambda Indonesia, di tahun1992, terjadi ledakan berdirinya organisasi-organisasi gay di Jakarta, Pekanbaru, Bandung dan Denpasar. Juga di tahun 1993 Malang dan Ujungpandang menyusul.

Pada tahun-tahun selanjutnya, kaum gay makin banyak mendirikan organisasi dan komunitas, hanya saja belum berani unjuk diri secara terang-terangan ke masyarakat Indonesia.

Namun, akhir-akhir ini fakta itu bergeser. Pasalnya, acara-acara TV yang menampilkan sosok gay semakin banyak. Kebanyakan dari mereka muncul untuk “menginformasikan” kehidupan kaum gay kepada masyarakat. Dan, karena tampilan yang bombastis dan sering itu, masyarakat pun menjadi terbiasa, bahkan terhibur oleh penampilan para gay di layar televisi.

Salah satunya acara Empat Mata yang dibintangi oleh komedian Tukul Arwana. Pada tanggal 16 Mei 2007, Empat Mata menghadirkan seorang gay yang bernama Dede. Dede hadir menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar dunia gay.

Pemunculan Dede ini dinilai oleh sebagian pihak sebagai tanda-tanda bahwa masyarakat Indonesia mulai menerima kehadiran kaum gay, atau setidaknya mulai tumbuh rasa ingin tahu tentang kehidupan kaum gay.

Berapa sebenarnya jumlah dan perkembangan kaum gay di Indonesia? Menurut sebuah situs gay, jumlah gay yang terdaftar di web tersebut untuk kota Jakarta saja mencapai 3000 orang. Sedangkan hasil survey YPKN (Yayasan Pelangi Kasih Nusantara) menunjukkan, ada 4.000 hingga 5.000 penyuka sesama jenis di Jakarta.

Menurut Ridho Triawan, pengurus LSM Arus Pelangi, sebuah yayasan yang menaungi lesbian, gay, waria dan transjender, setidaknya ada 5000 gay serta lesbian yang hidup di Jakarta. Secara kalkulasi, pakar seksualitas Dr Boyke Dian Nugraha sempat mencatat bahwa frekuensi kaum gay yang murni adalah satu dari 10 pria.

Sedangkan LSM gay yang lain, Gaya Nusantara, memperkirakan sekitar 260.000 dari enam juta penduduk Jawa Timur adalah homo. Angka-angka itu belum termasuk kaum homo di kota-kota besar. Dr. Dede Oetomo memperkirakan, secara nasional jumlahnya mencapai sekitar 1 persen dari total penduduk Indonesia. Kalau asumsi Dr Dede Oetomo benar, tentunya itu sebuah angka yang membelalakkan mata.

Kedua, adanya dukungan dari pejabat. Inilah yang membuat mereka yakin bisa melalui penolakan dari berbagai ormas Islam. Sebuah media massa nasional memberitakan bahwa sebelum ILGA mengajukan izin ke kepolisian Surabaya, mereka sudah mendapat izin dari Mabes Polri.

Dukungan lain juga datang dari Komnas HAM. Dengan dalih hak azazi manusia, seorang ketua Komnas HAM, Ifdal Kasim, mendukung diselenggarakannya kongres ILGA Asia di Surabaya. Menurutnya, kelompok marginal yang rentan mengalami diskriminasi ini harus tetap mendapatkan perlindungan dan hak-haknya.

Bagi Komnas HAM, pemerintah seharusnya mendukung dan memberikan hak-hak yang sama terhadap kaum marginal. Karena mereka juga merupakan bagian warga negara. “Kaum marginal juga mempunyai hak-hak berkumpul menggelar seminar atau kongres,” papar Ifdal yang mengaku sudah dihubungi pihak panitia. (inilah)

Selain itu, dukungan juga datang dari wakil ketua DPRD Jawa Timur, Sirmadji. Anggota FPDIP yang juga ketua DPC PDIP Jatim ini mendukung pelaksanaan kongres ILGA digelar di Surabaya. Menurutnya, persoalan hak azazi harus dihormati sebagaimana yang sudah diatur dalam UUD 1945.

Ketiga, pemilihan Surabaya sebagai tempat kongres di Indonesia tentu bukan asal tunjuk. Tidak tertutup kemungkinan, Jawa Timur khususnya Surabaya merupakan daerah yang mempunyai populasi gay terbesar di Indonesia. Selain itu, letak Surabaya yang berdekatan dengan lokasi wisata internasional seperti Bali mempunyai letak yang lumayan strategis.

Jika dilihat dari tempat-tempat kongres sebelumnya, lingkungan sekitar Surabaya memang mempunyai kesamaan dengan lokasi kongres kesatu hingga tiga. Kongres ILGA pertama diselenggarakan di sebuah kota wisata yang padat dengan komunitas Yahudi, yaitu Mumbai, India (2002). Kongres kedua di kota yang tidak begitu berbeda dengan yang pertama, di Cebu, Filipina (2005). Dan ketiga, di Chiang Mai, Thailand (2008).
Selain berdekatan dengan Bali, Surabaya mempunyai kompleksitas penduduk yang lebih heterogen dibanding Jakarta. Satu-satunya rumah ibadah Yahudi di Indonesia juga berada di Surabaya.

Tentunya, fenomena ini menjadi pekerjaan rumah yang berat untuk para aktivis Islam di kota-kota besar di Indonesia, khususnya Surabaya.

Sunday, March 14, 2010

Pakar Psikoterapi Atheis Terkenal India Masuk Islam

Seorang ahli psikoterapi terkenal India menyatakan dirinya masuk Islam pada hari Kamis lalu.

Dr. Periyadarshan yang merupakan ahli psikoterapi dan seorang atheis, setelah memeluk agama Islam, ia mengganti namanya menjadi Abdullah, seperti dilaporkan Arab News pada hari Jumat.

Dr. Abdullah mengatakan dalam salah satu pernyataannya bahwa agama Islam adalah satu-satunya agama di dunia yang mengikuti kitab suci yang langsung diwahyukan dari Allah SWT.

Dia mengatakan bahwa sebagai orang yang mempelajari perbandingan agama, ia meyakini bahwa kitab-kitab suci dari agama lain tidak secara langsung di wahyukan Allah kepada manusia. Dia menambahkan bahwa hanya Al-Quran lah kitab suci yang masih dalam format yang sama seperti yang di wahyukan kepada nabi Muhammad SAW dari Allah SWT.

Dr. Abdullah adalah seorang dosen tamu di Universitas California Los Angeles. Dia juga sempat bermain dalam film Tamil terkenal berjudul "Karuthamma", sebuah film yang berkisah tentang peristiwa pembunuhan bayi perempuan yang baru lahir yang banyak terjadi di beberapa desa-desa terpencil di India.

"Saya terkenal di India sebagai seseorang yang berteologi Atheis dan saya kemudian menjadi sadar bahwa hanya agamalah satu-satunya jalan keluar bagi umat manusia baik di dunia maupun di akhirat," katanya dalam sebuah pernyataan.

Dr. Abdullah direncanakan Sabtu kemarin (13/3) akan melaksanakan ibadah umroh pertamanya ke kota-kota suci Makkah dan Madinah

Wednesday, March 3, 2010

Rekor Suram Bunuh Diri Tentara Amerika Tahun 2009

Bunuh diri di Angkatan Darat AS memasuki sejarah dan rekor baru pada tahun 2009. Tidak kurang dari 160 prajurit telah membunuh diri mereka sendiri, menurut laporan militer AS. Mereka menyebut 2009 sebagai "tahun yang menyakitkan."

Pemimpin Angkatan Darat AS telah memperingatkan bahwa tingkat bunuh diri berada di jalur yang pesat dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 140. Namun mereka mengatakan bahwa penyebab lonjakan ini masihlah belum jelas.

"Tidak ada pertanyaan bahwa 2009 merupakan tahun menyakitkan bagi tentara karena banyaknya kasus bunuh diri," kata Kolonel Christopher Philbrick, wakil direktur pasukan gugus tugas pencegahan bunuh diri.

Sepuluh kasus dugaan bunuh diri pada bulan Desember terjadi pada tentara yang masih aktif bertugas. Diyakini yang membuat depresi para tentara ini adalah tekanan berat dari tahun-tahun perang di Irak dan Afghanistan. Selain itu juga masalah perkawinan.

Namun menurut penelitian militer itu sendiri, jalan suram bunuh diri itu tidak selalu dipicu oleh "pertempuran wisata" di Afghanistan dan Irak. Tampaknya penyebabnya bervariasi, dari basis ke basis, dan sekitar sepertiga dari tentara yang bunuh diri adalah mereka yang belum pernah dikerahkan sama sekali dalam misi di Afghanistan atau Irak.

Hmm, mungkin sudah ketakutan duluan!

Imam Muslim Pimpin Doa di Kongres AS

Pembimbing rohani di Universitas Duke, Imam Abdullah Antepli diberi kesempatan untuk membacakan doa pembuka di Kongres AS, Rabu (3/3) Tradisi membacakan doa pembuka sebelum para anggota Kongres bersidang dimulai sejak tahun 1789, tapi selama itu pula baru tiga kali pembacaan doa pembuka dipimpin oleh seorang imam Muslim, termasuk Antepli.

Antepli mengatakan, kesempatan yang diberikan pada pemuka agama Islam untuk memimpin doa pembuka di Kongres merupakan saat yang tepat karena Muslim dan Islam sekarang sedang menjadi pusat perhatian di AS.

"Berita bahwa seorang Imam Muslim membacakan doa pembuka di Kongres ibarat udara segar. Hal ini meringankan beban dalam hati dan pikiran banyak warga Muslim yang terluka dengan kenyataan yang mereka alami pasca serangan 11 September 2001," ujar Imam Antepli.

Pasca serangan itu, banyak warga Muslim di AS yang jumlahnya dipekirakan mencapai 7 sampai 8 juta jiwa, mengalami diskriminasi atau dicurigai yang melanggar hak-hak sipil mereka.

Anggota Kongres, David Price dari North Carolina memuji Antepli yang juga pendiri serta anggota eksekutif Muslim Chaplain Association dan anggota National Association of College and University Chaplains.

"Selama dua tahun pengabdiannya sebagai pembimbing rohani bagi Muslim di Universitas Duke, ia sudah melakukan banyak prestasi dalam menyebarkan perbedaan dan saling pemahaman. Suatu kehormatan besar, dia ada di sini untuk membawakan doa pembuka," puji Price pada Antepli.

Aula Kongres hari itu penuh dengan warga masyarakat Muslim dan para pimpinan organisasi Muslim yang sengaja datang untuk menyaksikan Antepli membacakan doa. Salah seorang muslimah, Aisha Yasin mengaku hatinya bergetar bahagia menyaksikan seorang Muslim membawakan doa di Kongres.

"Mengagumkan. Perasaan saya senang melihat seorang Muslim dilibatkan dalam sebuah tradisi yang sudah mengurat akar dalam sejarah Amerika," ungkap Aisha.

Pemuka Muslim dari Islamic Society of North America (ISNA), Dr. Mohamed El Sanusi juga sangat terkesan melihat moment yang jarang sekali terjadi di Kongres AS, kemarin. "Peristiwa ini sangat penting bagi komunitas Muslim, mereka akan merasa bangga karena merasa sudah diikutsertakan dalam masyarakat," kata El Sanusi.

"Ini menunjukkan bahwa masih ada harapan, meski apa yang semua telah terjadi, apa yang ditulis media tentang Muslim. Muslim merupakan bagian dari rakyat AS dan itu tak terbantahkan," sambungnya.

Antepli membuka doanya di hadapan Kongres AS dengan ucapan salam "Assalamu'alaikum." Dalam doanya ia meminta agar Allah memberikan sinar penerang bagi seluruh anggota Kongres.

"Ya ... Allah segala bangsa, berikanlah kebaikan pada Kongres yang terhormat ini. Lindungilah para pembuat keputusan penting ini dengan cahayaMu. Jadilah sumber kekuatan dan ketengangan yang membuat mereka mampu melayaniMu dan memuliakan namaMu, dengan cara melayani rakyat dari bangsa yang besar ini dan kepada seluruh umat manusia tanpa memandang jenis kelamin, etnis atau agamanya," demikian potongan doa Antepli.

Polisi

Setelah minum 2 butir Antimo pusingnya nggak ilang-ilang, seorang Polisi marah2 mendatangi warung tempat dia membeli obat...!!

Warung : "Bapak dari Kepolisian, ya?"
Polisi : "Iya. Emang kenapa kalau Kepolisian?"
Warung : "Pantesan ndak mempan, Pak. Lah wong Antimo itu hanya untuk
Darat, Laut, dan Udara. Untuk Kepolisian nggak ada, Pak

Runtuhnya Kekuasaan Presiden SBY?

Rapat paripurna DPR terhadap kasus Bank Century, yang berakhir tadi malam, pukul 23.30, di mana mayoritas anggota DPR memutuskan memilih opsi C, yakni pemberian dana talangan kepada Bank Century dan penyalurannya di diduga ada penyimpangan, sehingga diserahkan ke proses hukum.

Kesimpulan DPR itu diperoleh melalui voting, opsi C itu didukung penuh oleh Partai Golkar, Partai Demokrsi Perjuangan (PDI-P), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan seorang dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Jumlah suara yang mendukung opsi C, sebanyak 325 suara.

Sementara itu, jumlah yang mendukung talangan (bail out), yang terdiri Partai Demokrat (PD), Partai Amanah Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), jumlah suaranya hanyalah 212 suara. PPP yang membuat tindakan kejutan dengan mendukung opsi C, yang semula nampak ingin bergabung partai-partai yang mendukung bail out, tapi justru berubah, di saat pengambilan keputusan.

Sebelumnya, Presiden SBY-Boediono, yang memenangkan pemilu presiden mendapatkan dukungan suara 60,5 persen dari rakyat, dan di parlemen dengan koalisi yang mendukungnya, seperti Partai Golkar, Partai Demokrat (PD), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), mempunyai dukungan politik yang kuat di perlemen, yang suaranya hampir 75 persen.

Tetapi, menghadapi kasus Bank Century ini, kekuatan koalisi yang mendukung pemerintahan SBY-Boediono, menjadi minoritas, dan hanya Partai Demokrat (PD), Partai Amanan Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang masih tetap menjadi ‘back bone’ (tulang punggung) koalisi, dan setia mendukung kebijakan pemerintah, terkait dengan bail out Bank Century.

Apakah keputusan paripurna DPR, dan sikap partai-partai politik, kiranya dapat menjadi kesimpulan terjadinya ‘distrust’ (ketidak percayaan), serta sekaligus bentuk referendum DPR terhadap Presiden SBY-Boediono, yang menolak kepemimpinannya? Nampaknya, langkah-langkah politik yang dijalankan Presiden SBY-Boediono nyata-nyata telah ditolak. Bahkan kesimpulan paripurna DPR itu, secara ekplisit menyebutkan, pemberian dana talangan (bail out) kepada Bank Century dan penyaluran di duga ada penyimpangan, dan diserahkan ke proses hukum. (Kompas, 4/3/2010)

Padahal, sehari sebelumnya, Presiden SBY sudah membuat pernyataan, terkait dengan kasus Bank Century, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (1/3), yang menyatakan membenarkan dan bertanggung jawab atas kebijakan pemberian dana talangan (bail out) kepada Bank Century demi penyelamatan perekonomian Indonesia’, tegas Presiden.

“Saya berada di luar negeri 13 hari. Wakil Presiden di Tanah Air dan Beliau yang menjalankan tugas pemerintahan sehari-hari. Meski saya tidak ada di Tanah Air saat itu, dalam merumuskan langkah tindak perbankan dan perekonomian yang mesti dilakukan terhadap Bank Century, meskipun Gubernur Bank Indonesia (BI), dan Menteri Keuangan (Menkeu) tidak melalui izin saya, karena Beliau bekerja dengan undang-undang saya katakan bahwa yang dilakukan penyelamatan perekonomian kita adalah benar dan saya bertanggung jawab”, kata Presiden.

Faktanya sekarang DPR melalaui keputusannya terkait dengan kasus Bank Century, mayoritas partai-partai politik, yang sebelumnya merupakan para pendukung Presiden SBY, menolak keputusan dan kebijakan pemberian bail out terhadap Bank Century. Dengan keputusan yang menyebutkan ‘penyalurannya diduga ada penyimpangan, sehingga diserahkan ke proses hukum’. Sikap mayoritas DPR yang berani menolak Presiden SBY, yang sudah pasang dada, menggambarkan keadaan yang sebenarnya, bahwa Presiden SBY sudah kehillangan pengaruh kekuasaannya.

Hitungan-hitungan politik yang bakal terjadi, pilihan Presiden SBY tetap mempertahankan Boediono dan Sri Mulyani, dan posisinya akan semakin sulit, serta terus menghadapi gerakan oposisi di parlemen, ditambah dengan kemarahan rakyat, yang semakin luas. Hal ini kemungkinan akan berakhir dengan gerakan rakyat ‘people power’.

Seperti Bank Century yang sejak proses mergernya sudah bermasalah, sama halnya dengan pilihan dan keputusan politik dari Presiden SBY, yang memilih calon pasangannya menjadi wakil presiden, seorang tokoh yang bukan berasal dari partai politi, yaitu Boediono, sebuah keputusan dan pilihan yang sangat berisiko, di era demokrasi yang sangat ditentukan peranan partai-partai.

Boediono tidak memiliki dukungan politik yang memadai, dan hanya mengandalkan dirinya seorang birokrat, yang konservatif di bidang makro ekonomi, sesuai dengan keinginan negara-negara Barat, yang menjadi patron Boediono. Ketika muncul kasus Bank Century itu, bagaikan ‘air bah’ politik, yang deras, dan kini sampai ke Istana. Inilah resiko yang harus di pikul SBY, dan harus mengambil pilihan politik, dan melakukan negosiasi kembali dengan partai-partai politik, dan memformat kembali koalisi, yang sudah dibangun itu, jika Presiden SBY masih menginginkan bertahan.

Partai-partai yang awalnya sangat kohesif (kuat) mendukung Presiden SBY, nampaknya mereka ‘hopeless’ (kehilangan harapan), karena tidak ada yang dapat diharapkan lagi dari pemerintahan SBY, di periodenya yang kedua. Penunjukkan sejumlah wakil menteri,yang merupakan orang-orang yang ‘dekat’ dengan Presiden SBY, setidaknya mengurangi kewenangan menteri-menteri yang berasal dari partai politik itu, atau mereka merasa tidak leluasa lagi menjalankan kebijakannya (policynya).

Dibagain lainnya, di era pemerintahan SBY yang kedua, nampaknya semakin kehilangan ‘greget’, mengatasi krisis yang dihadapi bangsa ini. Populeritas dan citranya terus menurun. Kalau partai-partai yang tergabung dalam ‘koalisi’, masih tetap bergabung dan pemerintahan SBY masih dalam kondisi yang ada sekarang ini, hanya ada satu kemungkinan di tahun 2014 nanti, partai-partai koalisi itu dapat menjadi ‘zero’ (nol) dalam pemilu.

Memontum kasus bail out Bank Century itu, dimaksimalkan oleh partai-partai yang dahulunya menjadi bagian dari ‘koalisi’ pemerintahan Presiden SBY, dan menjadi sebuah ‘theater’ besar, yang penuh dengan ekspressi dan retorika politik, yang masing-masing ingin menunjukkan sebagai pahlwan dalam pemberantasan korupsi dihadapan rakyat. Kasus Bank Century ini sebuah investasi politik, yang mahal bagi masa depan partai-partai politik, dibandingkan mereka tetap bercokol di pemerintahan Presiden SBY.

Tak aneh mereka ramai-ramai meninggalkan Presiden SBY, karena tak ada lagi yang dapat diharapkan dalam lima tahun ke depan.

Kondisi ini akan berpengaruh terhadap pemerintahan SBY, terutama periode kedua pemerintahannya. Apakah pemerintahan Presiden SBY akan masih efektif? Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman, mengatakan bahwa Presiden SBY dalam posisi yang terancam akibat kasus Bank Century ini. “Kalau kena Ibu Sri Mulyani dalam kasus Bank Century, itu naik ke Wapres Boediono, kalau kena ke Wapres, tinggal satu pintu lagi ke Presiden”, ujar Hayono. (21/2/2010)

Kita akan melihat drama-drama politik babak berikutnya, yang akan mempunyai implikasi ke depan, khususnya bagi kehidupan bangsa ini. Apa langkah yang akan diambil Presiden SBY nanti, pasca keputusan DPR itu?

Tuesday, March 2, 2010

Adu Strategi Menjelang Keputusan Akhir Century

Pertarungan antar partai-partai politik dalam kancah skandal Bank Century akhirnya mengerucut pada dua kubu. Kubu partai pendukung bailout yang dipimpin Demokrat di satu sisi, dan kubu partai penentang bailout di sisi yang lain. Dalam menit-menit terakhir menjelang keputusan akhir, adu strategi dua kubu ini kian sengit dan mulai masuk ke ranah publik.

Adu strategi tersebut bisa dibaca publik melalui langkah-langkah kedua kubu yang kian kentara.

Pertama, kubu Demokrat sepertinya mendisain hasil keputusan Pansus menjadi tiga opsi: A yang menilai bahwa keputusan bailout tidak bermasalah, B yang menilai bailout bermasalah tapi bukan pada tingkat kebijakan tapi hanya pada implementasi di tingkat teknis pelaksanaan, dan C yang menilai bailout bermasalah mulai dari tingkat kebijakan hingga pada teknis pelaksaan.

Tiga opsi ini setidaknya akan memecah hasil voting anggota paripurna menjadi tiga bagian. Satu opsi yaitu A, diyakini Demokrat akan solid, sementara opsi B dan C akan memecah kubu penolak bailout menjadi dua bagian. Secara matematis, A bisa sama dengan B tambah C.

Ternyata, strategi ini dimentahkan rapat Pansus melalui lobi-lobi di akhir pembuatan laporan. Ketika sidang Pansus diskor pada jam 19.30 hari Senin, saat itu seluruh fraksi Demokrat sedang mengikuti konsolidasi di kediaman SBY di Cikeas. Dan rapat baru dimulai lagi ketika jam 22 atau 10 malam. Pada jeda itulah, lobi Pansus minus Demokrat menghasilkan kesepakatan. Yaitu, opsi tidak tiga. Tapi, hanya dua: A atau C. Antara yang mendukung bailout dan yang menolak. Rapat pun berakhir pada pukul 00.30, yang sulit dimungkinkan terjadinya lobi antar anggota Pansus. Dan opsi itulah yang akhirnya secara resmi disampaikan ketua pansus di sidang paripurna.

Laporan akhir ini tentu akan menghambat langkah Demokrat dalam memecah suara kubu penolak bailout. Selain itu, dan inilah yang sangat penting, dua opsi ini menjadi pemandangan yang kongkrit kepada publik tentang dua hal yang tidak abu-abu. Yaitu, siapa yang mendukung bailout yang merugikan uang negara, dan siapa yang menentang bailout yang membela kepentingan rakyat.

Pada saat sidang paripurna keputusan akhir Century Selasa pagi, di luar dugaan, Demokrat merujuk keputusan Bamus yang hanya mengagendakan dua acara, pelantikan anggota dari fraksi PAN menjadi wakil ketua DPR, dan pembacaan laporan hasil Pansus. Sidang pun ditutup secara mendadak, tanpa mengikuti prosedur yang lazim.

Langkah ini dilakukan kemungkinan besar untuk memperluas ruang lobi-lobi kubu Demokrat dan pihak pemerintah dengan anggota DPR lintas fraksi yang jarang-jarang bisa berkumpul secara utuh di Jakarta bersamaan dengan agenda sidang paripurna Selasa kemarin. Tidak tertutup kemungkinan, jika voting dilangsungkan, akan ada perbedaan hasil antara pilihan pimpinan fraksi dengan para anggotanya.

Inilah yang sempat terlontar dari anggota fraksi Demokrat, Roy Suryo, dalam sebuah wawancara dengan sebuah stasiun televisi. Menurut Roy, skor antar fraksi bisa jadi berbeda dengan hasil voting di anggota fraksi.

Selain itu, penutupan sidang secara mendadak, bisa jadi, merupakan strategi Demokrat untuk memberikan ruang yang luas kepada fraksi-fraksi untuk menyampaikan pemandangan akhir fraksi di paripurna.

Langkah ini kemungkinan besar bisa efektif untuk mengubah hasil laporan pansus tentang dua opsi yang ditawarkan kepada paripurna. Dengan kata lain, kalau tidak bisa mempengaruhi laporan akhir di Pansus, bongkar saja di paripurna melalui pemandangan baru fraksi soal skandal Bank Century. Penundaan keputusan akhir bisa memberikan ruang Demokrat untuk melakukan lobi kepada pimpinan fraksi. Terutama, fraksi partai koalisi yang sejak awal memperlihatkan ketidaktegasan.

Satu hal yang mungkin luput dari perhatian publik soal pelantikan salah seorang wakil ketua DPR yang berasal dari fraksi PAN. Publik paham bahwa ketua umum PAN adalah orang kepercayaan SBY, yaitu Hatta Rajasa. Tidak tertutup kemungkinan, keberadaan wakil ketua baru ini akan memperkuat posisi tawar Demokrat dalam rapat pimpinan DPR. Dan itu terbukti ketika wakil pimpinan mengadakan rapat mendadak usai ricuh sidang paripurna kemarin. Saat itu, Marzuki dan wakil pimpinan baru dari PAN tidak ikut hadir.

Entah disain apa lagi yang akan dilakukan kubu Demokrat dalam paripurna pagi ini. Namun, satu hal yang mungkin dilupakan kubu Demokrat soal penundaan keputusan akhir skandal Century. Yaitu, semakin kuatnya opini publik tentang adanya penutupan skandal di balik bailout Bank Century yang melibatkan mantan gubernur BI yang saat ini menjabat wakil presiden.

Dua stasiun televisi berita di tanah air dan berbagai media massa lain justru memiliki peluang lebih banyak untuk memperlihatkan arogansi kubu Demokrat yang tidak akan dipisahkan dari sosok kepemimpinan SBY. Mungkin saja voting bisa dimenangkan kubu Demokrat, tapi opini publik justru kian membesar untuk menggilas kepemimpinan SBY.

Sebagai sebuah catatan, beberapa rezim di tanah air, bisa tumbang bukan karena kontraksi politik di lembaga resmi seperti DPR dan MPR. Tapi justru di opini publik yang secara efektif memobilisasi ketidakpuasan dan ketidakpercayaan massif terhadap pemerintahan yang ada.

Islamofobia Adalah Kejahatan Terhadap Kemanusiaan!

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dengan tegas bahwa, "Seperti anti-Semitisme dan rasisme, Islamofobia adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Hal ini sama sekali salah untuk melibatkan semua orang Islam marjinal untuk bertindak."

Berbicara pada acara makan malam dengan wakil-wakil dari organisasi non-pemerintah yang dibentuk oleh kelompok kerabat, Perdana Menteri Turki ini mengutuk serangan rasis terhadap warga negara Turki dan kerabat di negara-negara Eropa.

"Ini tidak adil dan bahkan ilegal untuk bertindak dengan prasangka dan mengucilkan sebagian orang karena pakaian mereka, cara mereka hidup dan keyakinan agama mereka. Kita tidak bisa mentolerir itu dengan cara apapun. Setiap menyinggung sikap, pernyataan dan kebijakan terhadap umat Islam tidak dapat disembunyikan di balik alasan kebebasan berekspresi," katanya."Turki telah membuat kemajuan yang signifikan dalam proses Uni Eropa. Kami telah mempertahankan perundingan aksesi dengan tekad besar. Di sisi lain, ada hampir 5,5 juta orang Turki yang tinggal di negara-negara anggota Uni Eropa. Angka ini lebih tinggi daripada penduduk negara-negara anggota yang lainnya. Orang Tukri memberikan kontribusi yang berharga untuk pembangunan negara-negara yang mereka tinggali," katanya.

Dua Waktu Tidur Yang Dilarang Rasul

Tidur menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan kita. Karena dengan tidur, kita menjadi segar kembali. Tubuh yang lelah, urat-urat yang mengerut, dan otot-otot yang dipakai beraktivitas seharian, bisa meremaja lagi dengan melakukan tidur.

Dalam Islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Begitu pula tidur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam Al-Quran, Allah swt pun menyuruh kita untuk tidur. Namun, ternyata ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan.

1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh

Dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya” (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).
Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata :

“Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).

2. Tidur Sebelum Shalat Isya’

Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).

Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : “Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’ lainnya memberi keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan : “Kebanyakan hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”

Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : “Di antara para ulama melihat adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu shalat. Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah kekhawatiran terlewatnya waktu shalat.”

Monday, March 1, 2010

Malam Pertama Kita

Satu hal sebagai bahan renungan Kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa

Justeru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara

Hari itu... mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka....
Tak ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang-lubang itupun ditutupi kapas putih...

Itulah sosok Kita....
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. ,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ...jarang orang memakainya..
Karena sangat terkenal bernama Kafan
Wangian ditaburkan kebaju Kita...
Bahagian kepala..,badan. .., dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. .itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...

Mempelai diarak keliling kampung yang dihadiri tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah longlai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin....
Berwalikan liang lahat..
Saksi-saksinya nisan-nisan. . . yang telah tiba duluan
Siraman air mawar.. pengantar akhir kerinduan
Dan akhirnya.... . tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian,
Tuk mem pertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan

Malam pertama yang indah atau meresahkan.. .
Ditemani rayap-rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..

Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Sang Malaikat lalu bertanya.
Kita tak tahu apakah akan mem peroleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita kan mem peroleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....

Saya hampir mem buang email ini namun saya telah diberi kesabaran untuk
mem bacanya terus hingga ke akhir.



Mengapa mudah sekali mem buang email agama tetapi bangga mem "forward"
kan email yang tak senonoh? Astaghfirullah. ..
Marilah mem buat keseimbangan dalam kehidupan kita, sebelum kita menuju
ke "MALAM PERTAMA KITA"