Wednesday, November 25, 2009

Wanita dan Falsafah Pakaian


Allah SWT berfirman dalam Quran yang maksudnya” “Mereka adalah pakaian bagi kamu dan kamu pula adalah pakaian bagi mereka”. (Al-Baqarah: 187) Allah SWT menyifatkan suami istri dengan pakaian yang biasa dipakai oleh manusia. Ada tiga fungsi utama bagi manusia tanpa mengira jenis kelaminnya.

1. Untuk menutupi kekurangan dan aib diri yang terdapat pada badan atau tubuh seseorang.
Dengang pakaian orang lain tidak akan tahu kalau kita ternyata punya kudis, kurap, panu dan parut bekas luka. Semakin baik seseorang itu berpakaian dan menutup keaiban yang ada pada dirinya, maka semakin nampak sempurna seseorang itu dimata orang lain. Sebaliknya kalau pakaian yang dikenakan tidak senonoh, terbuka sana-sini, tersingkap sana-sini, tipis, jarang, tidak menutupi yang seharusnya ditutupi, maka aib yang ada akan mudah nampak oleh orang lain, bobrok yang ada akan mudah dilihat pihak lain, kekurangan yang ada akan mudah diketahui oleh orang lain, rahasia yang sepatuntnya dijaga akan mudah tersebar dan diketahui oleh umum. Jadi suami istri tugasnya adalah menutupi, membungkus, menyembunyikan, merapikan, menyorokkan segala aib yang ada dalam hubungan suami istri. Bagi istri tugasnya adalah menjaga aib suami, maruah suami, rahasia suami, kekurangan suami, harta suami, amanah suami, nama baik suami, menjaga imej suami dan segala apa tindakan suami dalam rumah tangga suami. Itu semua adalah private and confidential. Ia adalah top secret rumah tangga. Adalah tindakan biadab dan kurang ajar serta pendurhakaan kepada suami jika seorang istri mulai menceritakan urusan rumah tangganya kepada orang lain. Walaupun orang lain itu adalah teman baiknya sendiri. Allah memurkai istri-istri seperti ini yang suka mengghibah orang yang telah membanting tulang memeras keringat untuk memenuhi keprluan dirinya, menjaganya, mendidiknya, mengingatkannya, membimbingnya, mengenalkannya pada Allah, mengajarnya serta mendahulukannya berbanding ahli keluarganya yang lain. Rasulullah bersabda” Riba yang paling riba adalah mengghibah orang mukmin” apatahlagi orang yang di ghibah adalah suami sendiri.

2. Fungsi pakaian yang kedua adalah untuk keindahan orang yang memakainya.
Allah menjadikan bagi kita pasangan hidup agar kesempurnaan kemanusiaan kita menjadi terserlah. Keindahan kita akan menjadi nyata kalau kita berpakaian. Bayangkan kalau ada orang yang cantik atau hansem berjalan di lebuh raya tapi tiada berpakaiana alias bogel, maka kesan pertama yang timbul dalam pikiran orang yang melihatnya adalah ORANG GILA. Memang benar pakaian memainkan peranan untuk menaikkan imej seseorang. Orang yang biasa-biasa aja boleh menjadi lebih menarik apabila pakaian yang dikenakannya lebih kemas, rapi, bersih dan sesuai. Tapi sebaliknya pakaian juga boleh menurunkan imej seseorang apabila ianya dipakai tidak senonoh, tidak digosok, tidak diganti, tidak dibasuh, tidak dirapikan dan dielokkan. Begitulah fungsi suami istri yang sepatutnya berusaha menampilkan imej terbaik pasangannya pada pandangan orang lain. Seburuk apapun suaminya, namun untuk ditampilkan kepada orang lain, SUAMIKU ADALAH YANG TERBAIK. Adalah satu dosa bagi seorang istri untuk bercerita pada orang lain dan menimbulkan kesan seolah-olah suaminya adalah seorang yang tidak baik, tidak bertanggung jawab, tidak adil, tidak menunaikan tanggung jawab, tidak menghormati istri, suka hal-hal yang tidak disukai sitri dan lain-lain hal yang merupakan topik utama pembicaraan para istri jika mereka berkumpul. Benarlah Rasulullah yang bersabda “diperlihatkan kepadaku neraka dan penduduknya. Ternyata majoriti penduduknya adalah wanita. Ditanyakan kepada beliau ”apakah sebabnya ya Rasulullah?” Jawab baginda ”Disebabkan kufur”. Ditanya lagi oleh sahabat “Apakah karena kufur kepada Allah?” Jawab baginda “Tidak, tapi mereka kufur kepada suami-suami mereka. Suami mereka telah berbuat begitu banyak kebaikan terhadap mereka, namun ketika satu kesalahan dilakukan oleh suami mereka, mereka mengatakan dan bersikap seolah-olah suami mereka tidak pernah melakukan satu kebaikan pun terhadap mereka”. Tidakkah para istri sedar bahwa dengan membuka keburukan suami pada orang lain itu sama artinya dengan membuka pekung di dada sendiri? Apakah para istri yakin cerita dalam kain mereka tidak akan dihebahkan kepada orang lain? Jika cerita itu dihebahkan dan semua orang tahu. Siapa yang akan malu? Kadangkala cerita yang disampaikan istri adalah opini dan asumsi mereka sendiri yang belum tentu terbukti kebenarannya. Bukankah dengan demikian para istri telah memfitnah saudara mereka seiman bahkan suami mereka sendiri, nauzubillah min zalik.

3. Fungsi ketiga adalah bagaimana sepatutnya para istri dilayan atau ingin dilayan oleh suami.
Berangkat dari falasafah pakaian tadi, ada bermacam-macam jenis kain yang digunakana untuk membuat pakaian. Ada jenis katun, wool, linen, sutera dan lain-lain. Setiap kain ada cara membasuhnya sendiri. Kalau kain yang murah dan kasar mungkin dengan dibanting-banting ke lantai kamar mandi dan diinjak-injak tanpa perlu merasa takut rusak sebab memang harganya murah. Ada juga kain agak mahal cara membasuhnya juga berbeza, agak hati-hati dan lembut. Adapun kain sutera maka membasuhnya adalah extra hati-hati sebab disamping hargnya mahal, ia juga mudah terdedah kepada kerosakan yang akan mencacatkan penampilannya. Sekarang terpulang kepada para istri untuk dilayan seperti apa dan mau dihargai seperti apa. Mau dengan kasar, bentakan, makian, kata-kata kesat, pukulan, atau dengan lemah lembut, sentuhan, hati-hati, seksama, peduli dan berjaga-jaga. Itu semua para istrilah yang menentukan. Ingat ayat diatas tadi kmendahulukan kalimat istri sebagai pakaian daripada suami yang maknanya para istri memainkan peranan yang sangat besar dalam menampilkan imej yang baik atau buruk tentang suaminya. Namun pada saat yang sama ia juga berarti istri lebih banyak tidak memainkan peranannya dalam hal ini secara umumnya .Ingatlah wahai para istri. Kesabaranmu melayani suamimu, kesunyinamu ketika kamu ditinggal di rumah sendirian, kesibukanmu mengurus makan mimun suamimu dan keletihanmu melayan kerenah anak-anakmu adalah pintu kesempatan bagimu untuk mendapatkan pahala yang sama dengan segala amal-amalan soleh yang suamimu lakukan. Bertaubatlah, banyakkan minta ampun pada Tuhanmu. Kamu tidak akan mampu membayar hak suamimu keatasmu. Sabda nabimu ”Seandainya boleh manusia sujud kepada manusia yang lain maka pasti akan aku suruh para istri sujud kepada suami mereka. Ingat satu hal lagi bahwa kewajiban pengabdian kamu untuk orang tua telah berpindah seratus peratus kepada suamimu. Sabda nabimu lagi ”Suamimu adalah surgamu atau nerakamu”. Wallahu a’lam.

Kota Damansara, 26/10/09

No comments: